PRODUKSI GAHARU MELALUI TEKNIK BIO-INOKULASI
Pembentukan gaharu (Agarwood formation) pada pohon gaharu adalah mengikuti dogma patogenesis yaitu terjadinya interaksi/pertarungan antara sistem pertahanan pohon gaharu melawan Patogen dalam kondisi Lingkungan tertentu. Jadi ada 3 faktor utama yang menentukan hasil.
1. Genetika Pohon.
2. Patogen (Fusarium sp dengan korporasinya) yang harus bersifat virulen. Gaharu terbentuk akibat rangsangan dari satu korporasi mikroorganisme.
3. Lingkungan.
MASALAH :
1. Pohon gaharu yang kita tanam sekarang adalah berasal dari pohon-pohon sisa, yang disisakan para pemburu gaharu. Secara genetik, pohon-pohon yang unggul sudah habis duluan di panen, jadi yang tersisa hanyalah sekumpulan pohon dengan sifat genetik tidak unggul menghasilkan gaharu. Anak-anak dari pohon yang tersisa (tidak unggul) ini, kemudian kita tanam. Jelas tujuan utamanya adalah Konservasi. Tapi tujuan masyarakat adalah untuk meningkatkan kesejahteraan.
2. Populasi pohon gaharu tersebut resistant (kebal) terhadap mikroba penginduksi gaharu. Kita sudah lihat buktinya, bahwa pohon yang di inokulasi dengan Fusarium saja, akan kembali sehat (recovery) setelah 6 bulan. Bukti ini juga yang membuat Prof. Blanchette yang meneliti gaharu selama 1 dekade di Vietnam, malah menggunakan berbagai bahan kimia keras seperti : Ferrous chloride, Sodium bisulfite, Potassium chlorida dll. Bahan-bahan tersebut, sangat keras dan berbahaya, namun malah di patenkan lagi. Terbukti, bahan-bahan ini sudah di uji coba di beberapa tempat di Indonesia, hasilnya hanya membuat jaringan kayu cepat berubah warna hitam, mati, tapi tanpa aroma gaharu.
SOLUSI :
1. Genetika pohon. Sifat ketahanan (resistant) pohon harus kita manipulasi terlebih dahulu. Produk dari gen adalah hormon. Hormon inilah yang mengontrol sifat ketahanan/ keunggulan pohon menghasilkan gaharu.2. Teknologi terpadu secara biologi untuk menghasilkan gaharu ini, kami uraikan secara ringkas di bawah ini. Hasil perdana dari teknologi di atas, sudah pernah di panen, namun masih skala kecil (Gambar gaharu di bawah). Demonstration Plot produksi gaharu ini sedang dikembangkan secara multilokasi di di Bogor, Cibubur Junction, Jonggol, Jampang Surade, Bontang, dan Pahae.
TEKNIK BIO-INOKULASI GAHARU
I. Bahan dan Peralatan
A. Bahan
Penginduksi Gaharu terdiri dari 3 komponen:
1.
Fusarium bentuk cair : Mikroba
penginduksi gaharu
2. Mineral Organik: memudahkan pembentukan
gaharu
3. Hormon : Mengkondisikan pohon rentan terhadap serangan
Fusarium
B. Peralatan
- Bor listrik
- Generator (sumber listrik).
- Pinset,
- Tissue, Kapas kosmetik
- Lilin malam
- Alkohol 70%,
- Air steril.
- Penggaris/alat ukur meteran
- Tangga
II.
Tahapan Kegiatan
1.
Pemilihan
pohon
1.1 Pohon gaharu yang akan di inokulasi sebaiknya dipilih
pohon dewasa yaitu pohon yang sudah dewasa, umur 7 tahun ke atas, atau sudah
pernah berbunga dan berbuah. Pohon dewasa lebih cepat memberi reaksi/respons
terhadap pembentukan gaharu.
2.
Pembuatan
Lubang
Aktivitas yang dilakukan dalam pembutan lubang/pengeboran pohon adalah
sebagai berikut:
2.1
Siapkan bor listrik, dan mata bor size 6 dan 8 mm.
2.2
Sterilkan semua peralatan terlebih dahulu dengan alkohol
70%,
2.3
Pengeboran batang pohon dilakukan mulai dari ketinggian 30
cm dari permukaan tanah. Pembuatan lubang dilakukan menyamping dibawah
permukaan kulit sedalam 3 cm, 5 cm, dan 7 cm berturut-turut. (jaringan transportasi makanan
pohon, jangan mengenai gubal/ lingkaran tengah pohon). Lihat gambar.
2.4 Jarak inokulasi ke samping dan ke atas adalah 15 cm.
Hal ini perlu agar tersedia jaringan yang sehat untuk transportasi makanan pohon.
2.5 Untuk pengeboran pohon yang tinggi gunakan tangga dan
jumlah titik tergantung kebutuhan.
2.6 Pada bonggol, bekas cabang yang mati, dilakukan
pengeboran sekitar 5 cm diatas dan 5 cm di bawah bonggol, juga secara menyamping.
(Lihat gambar).
2.7
Pengeboran dibuat horizontal (Tidak miring).
III. INDUKSI/
INOKULASI GAHARU
1.
Perlakuan Hormon
1.1. Pertama masukkan
hormon pada 4 lubang, kedalaman 5 cm, di pangkal pohon. Posisi lubang pada 4
sisi yang berseberangan. Pohon umur 7-8 tahun 0.5 cc/pohon (jadi masing-masing
lubang 0.125 cc). Umur 9-10 tahun 1 cc/phn.
1.2.
Perlakuan hormon
harus di ulang setiap 3 bulan selama 2-3 tahun dengan dosis yang konsisten,
agar pembentukan gaharu berlangsung terus.
2.
Perlakuan INDUCER (Fusarium Cair + Organic Mineral)
2.1 1 liter
Fusarium dicampur dengan 100 cc (1/2 gelas Aqua) mineral organic dan 1 gelas
Air mineral, lalu goyang agar tercampur rata.
2.2. Masukkan 1
bungkus kapas steril isi gel ke dalam gelas steril (gunakan gelas aqua).
2.3.
Tuang Inducer (Larutan 2.1) ke kapas steril (2.2) sampai
basah.
2.4.
Inducer (2.3) dimasukkan
ke dalam lubang pohon dengan bantuan pinset steril (bersihkan dan lap dengan
alkohol sebelum pakai).
3. Penutupan
Lubang
3.1.
Tutup lubang dengan meletakkan bulatan lilin malam tepat
di depan lubang. Kemudian tekan secara perlahan
bagian pinggir hingga lubang tertutup.
3.2.
Perhatikan hasil
tutupan agar ketika hujan, air tidak dapat masuk ke dalam lubang.
4.
Pemeliharaan
4.1
Setelah 1 bulan
umur inokulasi, cek kondisi pohon.
4.2
Daun pohon
umumnya 10-30% menguning. Ciri ini menunjukkan aktifitas inokulum positif.
4.3
Suntikkan Hormon
dosis 0.5 cc (hanya hormone saja) setiap 3 bulan pada 2 lubang baru di pangkal
pohon, agar pohon tidak kembali sehat (recovery), dan pembentukan gaharu
berlangsung terus menerus.
5.
Pengamatan
Pengamatan
hasil inokulasi dilakukan setelah satu bulan dengan cara sebagai berikut:
5.1 Buka lilin penutup lubang
5.2 Sayat kulit batang sekitar lubang pengeboran dengan
menggunakan pisau yang tajam atau dengan bantuan pahat.
5.3 Warna kayu disekitar lubang inokulasi akan berubah
warna menjadi coklat, lalu ambil sedikit dan bakar di bara api untuk mencek
aroma gaharunya.
6. Pemanenan
Pemanenan dapat dirancang secara bertahap. Panen dapat dimulai dilakukan
setelah 2 tahun inokulasi. Namun, makin
lama dipanen, maka makin tinggi kualitas dan kuantitas gaharu yang diperoleh.
PROSEDUR KERJA (Dalam Gambar).
Gambar 3. 1 Liter Fusarium + 100 ml Mineral Organik + 200 ml Aquadest
steril (Goyang, untuk mencampur rata).
|
Gambar 2. Cara membor, membuat lubang inokulasi. Lubang
menyamping dann horizontal di bawah
kulit, kedalaman 3, 5, dan 7 cm. Jarak antar grup lubang sekitar 15 cm ke atas
dan kesamping. Posisi antar grup lubang, zig zag seperti balak 5.
Gambar 4. Inokulum di tuang ke botol steril yang di dalamnya
sudah terisi kapas steril isi gel steril.
Inokulum siap dimasukkan ke dalam lubang-lubang pohon dengan bantuan
pinset).
|
Gambar 5. Cara memasukkan inokulum |
- Pekerjaan inokulasi harus dilakukan secara aseptik.
- Pemeliharaan: Perlu disuntikkan Fitohormon setiap 3 bulan, selama 2 tahun secara periodik. Dosis 0.5 cc/pohon umur 7 tahun, 1 cc/pohon, umur 10 tahun. Fungsi untuk mengkondisikan pohon tetap rentan (succeptible), sehingga Fusarium yang sudah di dalam pohon tidak kalah, dengan kata lain, agarwood formation berjalan baik. Bila tidak, maka pembentukan gaharu akan stop setelah 6 bulan, sehingga lubang inokulasi menutup.
- Diharapkan, bentuk gaharu yang dipanen dengan 3 lubang secara sejajar, akan lebih besar dan solid.
Komentar