GAHARU HYBRID (Aquilaria mallcrassna)







Telah hadir hybrid gaharu yang disebut Aquilaria malcrassna. Hybrid gaharu ini dihasilkan dari perkawinan antara Aquilaria malaccensis (induk betina) x A. crassna (Jantan). Penetapan hybrid didasarkan ukuran biji yang berbeda dari ke dua induknya. Semoga kehadiran hybrid ini akan menambah kekayaan aroma wangi dupa gaharu di masa datang. Salam gaharu.

Komentar

Unknown mengatakan…
kehadiran A malacrasna menambah kekayaan gaharu indonesia, gimana dengan kwalitas dan sifat tumbuhnya pa' apa keunggulannya dari indukannya ?
31 Oktober 2009 pukul 09.00
jonner Situmorang M.Si. mengatakan…
Karakter gaharu hybrid A. mallcrassna sangat jelas terlihat pada ukuran "buah dan biji" yang berada di tengah-tengah ke 2 induknya (A. malaccensis x A. crassna). Ukuran daun juga begitu.

Pertumbuhan bibit juga median antara ke 2 induknya (Nanti saya publish, maaf belum di Foto). Jumlah bibit hybrid ini cuma 700 bibit, yang saat ini berumur 8 bulan dan memiliki tinggi sekitar 40 cm. (lebih cepat dari induknya A. malaccensis).

Aromanya, diduga sudah pasti merupakan hasil perpaduan antara 2 induknya yang aromya sangat fenomenal di dunia.

Hybrid ini baru 20 phn diuji tanam di Bogor, pertumbuhannya sangat pesat mirip induknya A. crassna. Bagi yang yg memiliki koleksi pohon gaharu dan menjadi suplier bibit hybrid di kemudian hari, bibit hybrid ini di jual dgn harga Rp.50.000/bibit. Maklum biaya perkawinannya cukup tinggi.
2 November 2009 pukul 19.19
Taufik ashari mengatakan…
apakah memang gaharu hybrid ini tidak perlu lagi suntikan..??
7 Juni 2010 pukul 04.33
jonner Situmorang M.Si. mengatakan…
Pak Taufik Yth.

Pohon gaharu Hybrid tetap masih memerlukan suntikan inokulum penginduksi gaharu, untuk menghasilkan gaharu lebih cepat. Karena gaharu terbentuk akibat interaksi antara pohon gaharu hybrid (inang) dengan inokulum (patogen) yang didukung kondisi lingkungan tertentu.

Kalau tanpa disuntik bisa juga terjadi gaharu, tetapi biasanya hanya sekitar 10% dari populasi pohon. Artinya hanya pohon yang sensitif/rentan terhadap patogen. Produknya dikenal dengan sebutan gaharu hybrid alamiah.

Trimakasih.
10 Juni 2010 pukul 21.19
Anonim mengatakan…
nomet telpon,nya pak kirim sms ke saya
dan order minim berapa 087830002268
23 Maret 2015 pukul 16.40
Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TAPANULI UTARA PROSPEK MENJADI SENTRA PRODUKSI DAN INDUSTRI GAHARU

Gambar
Pohon gaharu yang dikenal dengan sebutan “hau alim” di Tapanuli, Aceh, dan Sumatra Barat ternyata ditemukan tumbuh alamiah di Tapanuli Utara seperti kecamatan luat Pahae, Adian Koting, Parmonangan dll. Hau Alim yang menghasilkan produk kayu gaharu bernilai ekonomi tinggi ini (Rp.30 juta/Kg, kualitas super) telah tumbuh sejak ratusan tahun lalu (Hou 1960), karena pada masa hidup para ompu sijolo tubu, hau alim telah lazim digunakan sebagai obat tradisional yang ampuh seperti, obat ibu-ibu yang habis melahirkan (vitalitas), cacar, malaria, sakit perut, anti bisa digigit ular dan serangga berbisa, paru-paru, asma, dan untuk ritual kepercayaan untuk memuliakan “Mulajadi Nabolon”. Hasil pengamatan terkini melalui acara “Pelatihan Petani dan Pemuda Tani se Tapanuli Utara pada tgl 22 Agusrtus – 12 September 2009 membuktikan bahwa ratusan pohon gaharu yang masuk marga Aquilari., famili Thymelaeaceae tersebut tumbuh alamiah dan bercampur di kebun-kebun karet milik rakyat. Hau Alim mer...
Baca selengkapnya

PRODUKSI GAHARU MELALUI TEKNIK BIO-INOKULASI

Gambar
Pembentukan gaharu ( Agarwood formation ) pada pohon gaharu adalah mengikuti dogma  patogenesis yaitu terjadinya interaksi/pertarungan antara sistem pertahanan pohon gaharu melawan Patogen dalam kondisi Lingkungan tertentu . Jadi ada 3 faktor utama yang menentukan  hasil.    1.  Genetika Pohon.   2.  Patogen (Fusarium sp dengan korporasinya) yang harus bersifat virulen. Gaharu terbentuk  akibat     rangsangan dari satu korporasi mikroorganisme.  3.  Lingkungan .   MASALAH : 1. Pohon gaharu yang kita tanam sekarang adalah berasal dari pohon-pohon sisa, yang disisakan para pemburu gaharu. Secara genetik, pohon-pohon yang unggul sudah habis duluan di panen, jadi yang tersisa hanyalah sekumpulan pohon dengan sifat genetik tidak unggul menghasilkan gaharu. Anak-anak dari pohon yang tersisa (tidak unggul) ini, kemudian kita tanam. Jelas tujuan utamanya adalah Konservasi. Tapi tujuan masyarakat a...
Baca selengkapnya